Menimbang Potensi Wisata Kuliner Halal Di Masyarakat Non Muslim: Studi Kasus Di Bali

Signifikansi wisata kuliner halal dinilai krusial dalam pengembangan pariwisata di Indonesia. Salah satu provinsinya adalah Bali. Bali, sebagai salah satu destinasi wisata unggulan dengan jumlah pengunjung domestik yang tinggi, sebagian besar terdiri dari warga beragama Hindu. Namun penerapan konsep kuliner halal di wilayah tersebut masih terbatas. Urgensi tulisan ini adalah untuk mengetahui persepsi masyarakat non-Muslim di Bali terhadap wisata kuliner halal, potensi wisata kuliner halal bagi masyarakat non-Muslim di Bali, dan pengembangan wisata kuliner halal bagi masyarakat non-Muslim di Bali. Temuan tulisan ini menyimpulkan: (1) Masyarakat non-Muslim di Bali mempunyai pendapat yang beragam tentang wisata kuliner halal; (2) Secara keseluruhan, potensi pariwisata kuliner halal bagi komunitas non-Muslim di Bali mencakup kerjasama antara penyedia layanan kuliner halal dan pemangku kepentingan pariwisata seperti hotel, agen perjalanan, dan pemerintah daerah dan (3) Salah satu upaya pengembangan wisata halal bagi penduduk non-Muslim di Bali adalah melalui penggunaan ketersediaan makanan halal berkualitas tinggi sebagai strategi untuk menarik minat lebih banyak wisatawan. Hal ini dapat dicapai melalui pemasaran khusus yang menekankan keunggulan makanan halal kepada pengunjung yang datang ke daerah wisata. Selain itu, diversifikasi menu kuliner halal dengan nuansa lokal juga dapat dilakukan di kawasan wisata tersebut. Melanjutkan kerja sama dengan produsen pangan dan petani lokal untuk memperoleh bahan baku ramah lingkungan, memperluas kemitraan dengan pelaku usaha lokal dan regional lainnya, serta meningkatkan upaya peningkatan kesadaran pangan halal melalui penyelenggaraan acara atau lokakarya yang melibatkan masyarakat lokal, termasuk individu non-Muslim, untuk mendorong mereka mencoba masakan halal.